PROGRAM PELAYANAN MASYARAKAT KELOMPOK BUDIDAYA IKAN DI ROWO JOMBOR

Nani Ratnaningsih, S.T.P., M.P., dr. Tutiek Rahayu, M.Kes., dan Dr. Mujiyono, ST, MT, W.Eng melalui Program Kemitraan Masyarakat 2019 didukung oleh Direktorat Riset dan Pengabdian kepada Masyarakat, Kementerian Riset dan Pendidikan Tinggi melakukan kegiatan pengabdian kepada masyarakat untuk meningkatkan kualitas pendidikan. baby fish nila crispy produksi Tani Karya Mina Utama Group di Rowo Jombor, Klaten Jawa Tengah. Program ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas bayi ikan nila renyah sebagai oleh-oleh khas Rowo Jombor dan meningkatkan perekonomian masyarakat serta mendukung program pemerintah untuk memperbanyak makan ikan.

Sebagai sentra kuliner ikan air tawar, Rowo Jombor yang terletak di Desa Krakit, Kecamatan Bayat, Kabupaten Klaten juga mencanangkan gerakan “Cinta Makan Ikan”. Petani ikan di Rowo Jombor memanen ikan setiap 3 hingga 4 bulan dan menghasilkan sekitar 4 hingga 5 kwintal ikan untuk setiap kolam. Di Rowo Jombor terdapat 454 pembudidaya ikan, sehingga diperkirakan hasil panen ikan sekitar 168.556 ton per tahun. Banyak pembudidaya ikan di Rowo Jombor memilih budidaya ikan nila merah, nila hitam, lele, lele dan gurame.

Budidaya baby tilapia lebih menguntungkan dibandingkan dengan nila ukuran besar, karena baby tilapia fish dijual dengan harga Rp. 17.000 per kg, sedangkan harga nila yang lebih besar (sekitar 300 hingga 500 gram) hanya Rp. 20.000-Rp. 22.000 per kg. Prospek bisnis baby fish cukup cerah. Budidaya baby nila hanya membutuhkan perawatan jangka pendek sedangkan harga jual baby fish beku di supermarket dan di pasar umum bisa mencapai Rp 50.000 per kg. Untuk harga baby fish nila goreng crispy bisa berkisar Rp. 80.000 hingga Rp.100.000 per kg (Suryaningrum et al., 2015) dan di toko online (Tokopedia, Lazada, dan Bukalapak) sekitar Rp100.000 hingga Rp. 200.000 per kg.
Sayangnya, produk baby fish Nila yang renyah saat ini masih memiliki kualitas yang rendah karena kurangnya standar pengolahan, pengemasan dan pelabelan yang sederhana. Sifatnya yang berminyak menyebabkan produk mudah berubah menjadi tengik dan memiliki daya tahan jangka pendek. Sebagai solusi dari permasalahan tersebut, tim dosen UNY memperbaiki standar proses produksi baby fish nila krispi, serta memperbaiki kemasan dan label sesuai ketentuan BPOM. Modifikasi mesin spinner dilakukan dengan memasang dimmer. Dimmer ini berfungsi untuk mengatur kecepatan spinner saat menguras minyak dari keripik ikan nila goreng. Pengaturan kecepatan mesin pemintal sangat penting karena dapat mempengaruhi keutuhan bentuk dan rasa gurih dari ikan nila yang renyah.
Produk yang disempurnakan ini dikemas dalam kantong plastik 200 gram dengan merek Krispi Rojo. Rojo adalah singkatan dari Rowo Jombor. Kemasan dilengkapi dengan informasi nutrisi, nomor sertifikat halal, dan tanggal kadaluwarsa.